Lompat ke konten

Cara Bijak Mengatur Screen Time Agar Anak Lebih Fokus Belajar

Mengapa Screen Time Anak Perlu Dibatasi?

Di era digital, gadget sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Anak-anak mudah sekali menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar entah untuk menonton YouTube, bermain game, atau scrolling media sosial.

Kalau tidak dikontrol, screen time berlebihan bisa membuat anak:

  • Susah fokus saat belajar.
  • Kurang berinteraksi dengan teman sebaya.
  • Cenderung pasif dan cepat bosan ketika diminta belajar hal baru.
 

Bayangkan saja seperti anak yang terus diberi permen manis setiap hari. Lama-lama, mereka jadi malas makan makanan bergizi. Nah, screen time berlebihan juga begitu: membuat anak hanya mau konsumsi hiburan instan, bukan aktivitas belajar yang bermanfaat.

Berapa Lama Screen Time Ideal untuk Anak?

Menurut rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP):

  • Anak usia 2–5 tahun: maksimal 1 jam per hari dengan konten berkualitas.
  • Anak usia 6 tahun ke atas: screen time harus seimbang dengan aktivitas fisik, tidur, dan belajar.

Artinya, bukan berarti anak sama sekali tidak boleh main gadget. Tetapi orang tua perlu membuat batasan jelas agar gadget tidak mengganggu belajar dan perkembangan sosial anak.

Cara Bijak Mengatur Screen Time Anak

  1. Buat Jadwal Harian
    Tentukan jam kapan anak boleh menonton atau bermain gadget. Misalnya setelah mengerjakan PR atau setelah belajar bahasa Inggris.
  2. Ganti dengan Aktivitas Interaktif
    Ajak anak melakukan kegiatan seru yang tidak melibatkan layar, seperti menggambar, olahraga, atau kursus bahasa Inggris interaktif.
  3. Jadilah Role Model
    Anak belajar dari orang tuanya. Kalau orang tua masih sibuk main HP saat quality time, anak akan meniru hal yang sama.
  4. Gunakan Teknologi dengan Bijak
    Jika anak menggunakan gadget, pastikan kontennya edukatif. Ada banyak aplikasi belajar bahasa Inggris yang bisa mendukung kegiatan belajar di rumah seperti youtube.

Screen Time vs Belajar Interaktif

Screen time bersifat pasif: anak hanya menerima informasi tanpa banyak berinteraksi. Sedangkan belajar di kelas interaktif, seperti di Harford Institute, membuat anak aktif berbicara, berlatih, dan berinteraksi langsung. Perbedaannya adalah:

  1. Screen time: Anak menonton kartun bahasa Inggris.
  2. Belajar interaktif: Anak memainkan game bahasa Inggris bersama teman dan langsung praktik berbicara.

Hasilnya tentu berbeda. Belajar interaktif akan lebih melekat di otak karena anak mengalami langsung.

Belajar Seru, Screen Time Berkurang

Jika parents ingin anak mengurangi screen time tanpa harus dimarahi terus-menerus, caranya adalah dengan memberikan alternatif aktivitas yang seru.

Di Harford Institute, anak-anak belajar bahasa Inggris dengan cara yang fun, interaktif, dan aplikatif. Mereka tidak hanya duduk mendengar, tapi juga bermain peran, berdialog, dan berkompetisi sehat dengan teman-temannya.

Jadi, bukan hanya screen time yang berkurang, tapi anak juga jadi:

  • Lebih percaya diri berbicara bahasa Inggris.
  • Lebih fokus saat belajar.
  • Punya lingkungan sosial yang positif.

Screen time anak tidak harus dihapus total, tapi perlu diatur dengan bijak. Parents bisa membuat jadwal, memberikan alternatif kegiatan seru, dan memastikan anak mendapatkan pengalaman belajar yang interaktif. Dengan membatasi screen time anak, orang tua dapat mendorong anak untuk lebih fokus pada kegiatan edukatif, seperti belajar bahasa Inggris secara interaktif. Kursus bahasa Inggris yang mengutamakan interaksi langsung dan aktivitas fisik dapat menjadi alternatif yang sehat dan produktif.

Kalau ingin anak lebih produktif dan percaya diri, yuk kurangi screen time pasif dan ajak mereka bergabung di kelas bahasa Inggris interaktif Harford Institute.

Di sini, anak belajar sambil bermain, lebih fokus, dan lebih berani bicara bahasa Inggris di dunia nyata!